Jumat, 13 Mei 2011

Muhasabah


Waktu terus mengalir bagai aliran sungai ketengah lautan. Sungai waktu takkan pernah surut, merangkai arus kehidupan, dan semuanya akan larut. Waktu itu cuma-cuma namun sangat berharga. Manusia tidak bisa memilikinya, namun bisa menggunakannya. Manusia tidak bisa menyimpannya, namun bisa menghabiskannya. Sekali membuangnya sia-sia, tidak bisa kembali mendapatkannya. Betapa banyak orang yang menghabiskan waktu sia-sia, dan untuk hal yang sia-sia pula.
Tibalah waktunya untuk kita merenungkan diri. Memutar waktu yang telah mengantarkan kita sampai detik ini. mengembalikan catatan sejarah yang telah merangkum perjalanan hidup kita. Apakah yang telah kita lakukan selama banyak waktu yang kita miliki? Apakah yang ingin kita lakukan selama sisa waktu yang masih kita miliki?
Allah telah menampakkan cintaNya kepada makhluk-makhlukNya. Dia telah memberikan kita kesempatan untuk hidup diladang milikNya, yakni Dunia. Terkadang kita salah dalam memanfaatkan apa yang telah diberikan Allah kepada kita. Kita salah dalam menafsirkan waktu yang demikian panjang yang telah disediakan Allah untuk kita. Kita menjadikan ladangNya sebagai hal yang abadi. Namun ketahuilah bahwa tiada hal yang abadi kecuali kembali kesisi-Nya.
Sering kita terjebak dalam mahligai keindahan dunia. Bahkan kita juga sering melupakanNya. Lupa akan KebesaranNya, KeagunganNya, dan KemahaesaanNya. Tatkala hati telah diselimuti dengan nafsu dunia, semua hal tentangNya akan sirna. Betapa banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk melakukan hal-hal yang mengurangi CintaNya kepada kita. Dimasa-masa kita sekarang ini, lihatlah betapa banyak insan-insan yang tergoda hatinya dengan kenikmatan yang ada di dunia. Bahkan tak sedikit, yang kehilangan jati diri sebenarnya. Kehilangan siapa yang telah menciptakanNya, kehilangan tujuan dari hidupnya.
Selama masih ada sisa waktu yang diberikan oleh Allah, marilah kita bermuhasabah. Menghitung diri selama menjalankan hidup di dunia ini. Kaum bijak pernah mengatakan, “tatkala nafsu telah menyelubungi, sedangkan hati telah memberontak darinya, maka menempuh jalan untuk bermuhasabah adalah langkah sebaik-baiknya”.
Sahabat yang mulia..
Ada sebuah ayat yang mengatakan, “hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada TuhanMu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah kedalam SurgaKu.
Cobalah kita renungkan makna dalam ayat tersebut. sungguh Allah senantiasa mengajak hambanya untuk kembali kejalannya. Tetapi apakah kita tidak ingin kembali kepadaNya, masuk kedalam jamaahNya dan menikmati surgaNya?
Tentu hal itu tergantung pada diri kita masing-masing.
Allah menciptakan bulan dan bintang untuk ditunjukkan kepada kita tentang betapa tinggi dan terjangkaunya Penguasa alam semesta. Melalui  Awan yang berarak, diajarkan kepada kita pentingnya menjadi orang yang istiqomah dalam memegang teguh kebenaran dan keadilan. Melalui kegelapan malam, diajarkan kepada kita bagaimana menyelamatkan hati dan akal dari godaan syaitan yang terkutuk. Tetapi, pernahkah terpikir oleh kita?
        Banyak waktu yang dihabiskan untuk urusan dunia. Dan urusan ibadah hanyalah sisa dari waktu yang telah digunakan itu. Namun Allah tetap memberikan caraNya agar manusia ingat kepadaNya. Allah mendatangkan masalah yang menjadi pendobrak kesadarannya. ketika ia tersesat dalam kebimbangan, kebingungan, dan kesedihan, serta merta ia akan kembali ingat Tuhannya. Kembali mengadukan nasibnya kepada Yang Maha Kuasa. Tetapi juga sebaliknya, tatkala ia dikelilingi anggur kemewahan dan kenikmatan, iblis telah memalingkan jiwanya, sehingga rindu kepada Tuhan tak pernah ada lagi. Demikianlah anak manusia.
Dalam kehidupan yang kita jalani ini, tentunya terdapat tirai-tirai yang menyimpan banyak rahasia dibaliknya. Namun dibalik hal itu, Allah telah menyiapkan suatu hal yang terbaik untuk kita. Dia ciptakan kita dengan sebaik-baik makhluk, yang memiliki akal dan pikiran, perasaan yang halus, dan cinta kasih yang dalam. Sempurna sudah makhluk ciptaanNya. Kita disuruh memikirkan segala ciptaanNya, merenungi semua keagungannya. Namun, kita dilarang untuk memikirkan zatNya. Sebagaimana hadis Nabi yang mengatakan,”pikirkanlah makhluk-makhluk Allah dan jangan coba-coba memikirkan zat Allah sebab kalian akan tersesat karenanya.”
Selain itu, kita juga dilengkapi dengan perasaan yang halus dan lembut. Dengan perasaan tersebut kita bisa memahami, mengerti dan menghargai. Perasaan itu juga yang membuat kita berhubungan dengan yang lain. Sungguh indah makhluk yang dilengkapi dengan perasaan, dunia seakan tentram dengannya.
Bukan hanya itu, kita juga dilengkapi dengan cinta kasih yang dalam terhadap semua makhluk ciptaanNya. Dan yang lebih utama adalah cinta terhadap Allah Yang Esa. Dialah pemilik Cinta yang abadi. Seorang sufi pernah berkata: “wahai Tuhan, apapun yang Engkau karuniakan untukku di dunia, berikanlah semuanya kepada Musuh-musuhMu. Dan apapun yang Engkau berikan kepadaku diakhirat kelak, berikan saja kepada teman-temanMu. Bagiku, Engkau pribadi sudah cukup.”
Subhanallah.. itulah wujud cinta yang diberikan seorang hamba kepada Tuhannya. Ia tidak memikirkan lagi apa yang Allah berikan padanya didunia dan diakhirat. Yang terpikir olehnya hanyalah Allah semata. Kecintaannya kepada Allah melebihi apapun. Cukup Allah sajalah yang menemaninya. Semoga kita selalu menempatkan cinta kepadaNya sebagai satu-satunya cinta terbesar dalam hati kita.
Sahabat yang budiman..
Masihkah kita dirundung keraguan terhadapnya? Masihkah kita bermain-main dengan sisa waktu yang telah diberikanNya? Bahkan kita tidak tahu sampai kapan waktu masih setia menunggu kita. Bukalah hati dan pikiran kita hanya untukNya. Kita boleh mendekati dunia, namun itu bukan menjadi tujuan utama kita. Dunia hanyalah jembatan bagi kita untuk menuju kehidupan abadi disisi Allah. Perbanyaklah amal ibadah selagi masih muda, teruslah berkarya selagi waktu tersisa. Demi jiwa yang berada ditanganNya, Allah tidak akan mati ketika kita tidak lagi percaya pada keilahianNya, tetapi kita mati ketika hidup tidak lagi diterangi oleh cahaya dariNya. Yang senantiasa memancar, yang senantiasa baru dan sumbernya diluar jangkauan manusia.
Semoga kita bisa menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Yang berlalu biarlah berlalu, karena kehidupan berjalan untuk hari ini dan esok, bukan kemarin

3 komentar: