Selasa, 21 Juni 2011

Siapakah kita??

           Mungkin pertanyaan itu sering kita dengar, tapi sulit untuk kita jelaskan. Terkadang, kita merasa bahwa kita adalah orang yang kecil diantara yang besar, pengecut diantara pemberani, kalah diantara menang, dan menderita diantara bahagia. Kita belum mengenal sepenuhnya diri kita, kemampuan, bakat, serta keinginan terbesar kita. Dan semua itu sering kali berubah sesuai dengan perkembangan waktu.
Kehidupan ini ibarat sekeping logam, satu sisi adalah suka, sedang sisi lain adalah duka. Tergantung dari cara pandang masing-masing kita. Banyak orang yang lelah dan menyerah untuk mengenal dirinya. Bahkan tak jarang ia dikuasai oleh hidup, bukan menjadi orang yang bisa menguasai hidup. Masa lalu dijadikannya sebagai penghalang untuk melihat masa depan. Padahal, yang terbaik bukanlah dia yang tidak pernah berada dalam keburukan, tetapi yang terbaik adalah dia yang bangun dari keterpurukan, menyalakan lilin kebaikan, dan terbakar dalam cahaya kebajikan. Iapun berusaha menggapai masa depan yang lebih baik. Itulah orang-orang yang berhasil mengenal diri sepenuhnya.
Mengenal diri sendiri berarti menyadari bahwa apapun yang ada dilangit dan dibumi ini dikaruniakaan Allah untuk kita, tetapi diri kita sendiri adalah untuk Allah. Hidup kita sendiri haruslah wujud dari peribadatan kita kepadaNya. Untuk itu, kita juga dianjurkan untuk terus berusaha menjadi yang terbaik dan memanfaatkan semua potensi yang diberikan Allah kepada kita. Apakah itu bakat yang telah nampak, maupun bakat yang terpendam yang siap diwujudkan. Dan niatkanlah hal itu sebagai ibadah kepadaNya. Sesunngguhnya Allah menyukai orang-orang berbuat kebaikan dalam hidupnya.
Dalam menjalani kehidupan ini, terkadang kita juga kurang bersyukur dengan kondisi yang telah diberikan Allah kepada kita. Untuk meraih kesuksesan, sering kali faktor yang sangat berpengaruh hanyalah fisik semata. Kita kurang percaya terhadap kemampuan kita, mengingat fisik kita tak seelok dan secantik artis bintang film. Padahal itu bukan menjadi prioritas utama. Banyak orang yang kurang beruntung, tetapi tetap terkenal dalam kehidupannya. Sejarah telah mencatat:
ü  Atha’ bin Rabah, orang yang paling alim pada zamannya. Ia adalah seorang mantan budak berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh tangannya, dan berambut kriting.
ü  Ahnaf bin Qais, orang arab yang dikenal paling sabar dan penyantun. Ia memiliki tubuh yang kurus, punggung yang bengkok, betis yang melengkung, serta lemah postur tubuhnya.
ü  Al-A’masy, ahli hadits kenamaan didunia. Ia adalah sosok manusia yang sayu sorot matanya dan seorang mantan budak yang fakir, compang-camping baju yang dikenakannya, dan tidak menarik penampilan diri serta rumahnya.
Tokoh-tokoh seperti inilah yang dihargai didunia dan diakhirat. Mereka benar-benar berusaha untuk menjadi yang terbaik dan melejitkan namanya ditinta sejarah. Apakah kita tidak ingin seperti mereka?
Sahabat-sahabat yang mulia…
Teruslah berjuang untuk mencapai harapan dan keinginan kita. Jangan biarkan diri kita tetap dalam kerendahan, terombang-ambing dalam ketidakpastian, dan gelap dari tujuan hidup. Jangan pernah mengeluh, tetaplah tawadhu’ kepada Allah, serta jadikan hati sebagai sahabat sejati yang senantiasa diisi dengan munajat cinta kepada sang Pemilik-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar